Tahun 2019 menjadi tahun yang berat bagi saya pribadi. Pertama, saya berjuang untuk lulus dari Kampus saya, ISTTS, dengan tugas akhir yang sudah molor sejak bulan Oktober 2018 hingga Mei 2019, kedua saya berjuang untuk kantor saya bangun bersama kakak tingkat atas saya di jurusan SIB ISTTS dimana banyak proyek yang molor dan mengalami masalah teknis maupun manajemen di dalam perusahaan, yang ketiga adalah menjalani training RHCSA di Jakarta , dan terakhir adalah saya juga berjuang untuk hidup saya sendiri, karena pada masa-masa ini, saya mengalami titik rendah di dalam hidup saya.
Banyak sekali rencana yang sudah disiapkan tetapi banyak yang miss. Rencana miss ini membuat saya cukup tertekan, karena saya ingin segera lepas dari segala tanggung jawab yang ada dan bersantai di dalam hidup. Karena permasalahan yang datang seperti bertubi-tubi, alasan saya stress dalam masa pengerjaan tugas akhir saya di ISTTS adalah karena saya hanya dapat berkuliah hingga semester genap 2019 saja karena kontrak beasiswa BIDIKMISI, lewat dari itu, saya mengalami kesulitan untuk melanjutkan karena kendala biaya. Tugas akhir saya pada major enterprise system untuk ERP mengalami kendala teknis, pada coding dan juga pada sistem ERP yang saya bahas pada tugas akhir saya. Saya menghabiskan waktu di lab dari pagi hingga malam sejak bulan Oktober 2018 hingga Februari 2019, tetapi jalan keluarnya tidak kelihatan, sampai akhirnya dapat jalan keluar ketika ada beberapa developer yang bekerja pada modul yang juga saya kerjakan memberikan sebuah titik terang dan penjelasan yang dapat membantu saya untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada program yang saya kaji dan buat.
Permasalahan tugas akhir tidak hanya berhenti disitu saja, tetapi saya mengalami masalah juga dalam penyusunan Buku Tugas Akhir. Banyak format yang harus berubah karena perusahaan dimana saya mengimplementasikan program saya tidak mau logo mereka muncul di program maupun data mereka bocor dalam bentuk penulisan di buku saya, sehingga saya perlu merevisi isi buku saya dan itu memakan waktu, belum lagi saya belum membuat poster dan mengumpulkan nya ke BAA di kampus saya sehingga saya dapat maju sidang pada periode Mei 2019. Tetapi Puji Tuhan, permasalahan ini perlahan-lahan dapat selesai dan dapat dikerjakan dengan baik sehingga menghasilkan kelegaan bagi saya pribadi, sehingga pada bulan mei akhir saya dapat maju sidang. Hal ini membuat saya melepaskan 1 beban, yaitu lulus tepat waktu sesuai kontrak beasiswa dan lulus sebagai sarjana 4 tahun tepat.
Di sela saya mengerjakan tugas akhir saya, saya mengalami permasalahan yang cukup menghambat pengerjaan yaitu pekerjaan di luar studi saya, sebagai IT Consultant dan System Analyst, disertai dengan mengembangkan software untuk sebuah perusahaan yang pengembangannya molor dan makan waktu banyak, serta hubungan antara developer di kantor saya yang cukup messy sehingga mengakibatkan sympthon never ending project. Tetapi syukurlah di sela-sela itu, permasalahan yang ada dapat diatasi dengan baik. Saya selalu berdoa kepada Tuhan setiap mengawali hari, karena saya cukup pasrah dengan segala permasalahan yang saya hadapi, hidup saya terasa seperti terhempas dengan kuat oleh permasalahan hidup terus menerus.
Selesai masalah kantor dan juga studi saya, saya harus menghadapi sertifikasi dan pelatihan RHCSA yang diadakan di Jakarta. Saya belajar siang malam sebelum berangkat dan juga ketika disana, saya berjuang mati-matian dimana pagi hari saya bangun, membaca materi sebentar, membuka komputer dan juga mencoba mensetting-up kan RHEL OS. RHCSA adalah sertifikasi yang menyeramkan yang saya tahu dari banyak orang dan juga forum di internet, dimana jika ada satu kesalahan saja, dapat membuat komputer tidak dapat booting, dan sudah perjuangan yang lama akan sia-sia. Tetapi syukurlah usaha tidak menghianati hasil, saya dapat lulus RHCSA dan menjadi instruktur di ISTTS untuk RHEL OS. Hal ini membuat saya gembira, setidaknya saya sudah mengantongi sertifikasi bergengsi yang dimana orang lain harus berkali-kali berjuang untuk bisa mendapatkan nya. Saya kawatir mengenai sertifikasi ini, karena saya di sponsori oleh kampus saya, dan saya membawa juga 1 teman kerja saya dari kampus yaitu Bapak Mikhael, bersama ke Jakarta selama 1 minggu. Tapi syukurlah hal ini dapat saya lewati dan saya beserta pak Mikhael lulus.
Sejak bulan Juli 2019 itu, saya juga mulai mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi dengan mendafatarkan diri ke beasiswa LPDP, lanjutan dari beasiswa BIDIKMISI yang saya terima selanjutnya, untuk mengejar karir saya sebagai Dosen di kampus saya berasal. Perjalanan ini juga tidak mudah, tetapi Puji Syukur pada Desember 2019 kemarin, saya diterima sebagai calon penerima beasiswa LPDP, dan sekarang sedang menunggu pendaftaran S2 di ITS dan juga pembekalan yang akan diberikan dari LPDP.
Selama hidup saya, perjalanan yang saya alami sangat bumpy atau bergeronjal, banyak masalah, banyak cerita sedih dan juga perjuangan yang panjang, tetapi setiap kali saya berdoa, saya sangat bersyukur Tuhan mau mendengarkan saya dan mengabulkan segala keluh kesah saya dengan cara-Nya. Tahun 2019 sudah lewat, 2020 menyingsing. Waktunya untuk berjuang kembali di tahun 2020 ini, dengan pencapaian lebih tinggi yang harus saya capai. Terima kasih untuk banyak orang yang sudah mendukung saya selama saya kuliah, bekerja, dan juga dalam kehidupan ini. Terima Kasih Tuhan.
Selamat tahun baru, selamat berjuang. Tuhan memberkati selalu!
Leave a Reply. I will come back and maybe we can have some conversation 🙂