Benyamin Limanto

Just Random Thought from myself

Catatan Minggu 2 RUP – ADBO

Total Views

25 views

Kali ini saya menuliskan catatan kuliah saya yang diampu oleh Eric Sugiarto S.SI., M.Kom.

Awalnya saya sedikit bingung dengan materi kuliah kedua ini sih, karena saya berpikir bahwa penerapan ADBO adalah RUP atau RUP adalah ADBO, ternyata ketika saya menanyakan lebih lanjut kepada dosen saya, ternyata bukan. Tetapi memang ADBO memanfaatkan RUP dalam development atau pengembangan perangkat lunak, hanya saja sampai saya menuliskan catatan ini, menurut saya masih bias, karena yang saya tangkap adalah masih sebatas ADBO adalah sub ilmu yang mempelajari dan memberika solusi terhadap suatu permasalahan dengan objek dan kelas-kelas dan penerapan dalam pengembangan softwarenya menggunakan RUP. Mungkin akan menjadi pertanyaan itu RUP apaan? Kok diputer-puter terus, nah RUP itu adalah Rational Unified Process. RUP ini sendiri secara sejarah dikembangkan oleh IBM sejak 2003 sebagai sebuah framework untuk memenuhi kebutuhan dari pengembangan software yang berkelanjutan dan tertata, karena seringkali metode pengembangan software lain itu tidak mampu menanggulangi masalah dari pengembangan software yang terkadang memerlukan analisa lanjut ketika sambil mendevelop program, dan juga secara tidak langsung orang-orang yang melakukan develop

software sering kali melakukannya, yaitu sepanjang men-develop software mereka melakukan analisa sambil mengembangkan softwarenya. Jadi cukup mencengangkan, saya sendiri baru sadar, karena itu akan bisa terlihat jelas ketika dilihat pada diagram yang ada di bawah ini.

RUP_Workflows2

Gambar diatas menjelaskan dengan detail dalam fase-fase tersebut, hampir semua langkah tetap berjalan bersamaan, jadi berjalan secara pararel, ini menjadi menarik. Kenapa menarik? Karena tidak seperti waterfall dimana langsung seperti bruteforce dan lain sebagainya. Saya menyebutnya bruteforce karena waterfall seperti mengalir tanpa ada jalan kembali dan tidak bisa berjalan pararel, sedangkan dengan teknik dari ilmu ADBO ini, bisa berjalan secara pararel dan cepat. Waktu dijelaskan oleh Bapak Eric, ada pertanyaan yang menggelitik yang diajukan salah satu teman saya, saya sedikit lupa, siapa, tetapi garis besar pertanyaannya adalah “Lalu pak bagaimana kita tahu kalau proyek itu sesuai dengan kita atau tidak pak? Lalu bagaimana kita juga tahu apakah perlu atau tidak sebuah perusahaan yang meng-hire kita membutuhkan sebuah software atau tidak?”. Lalu Pak Eric menjawab bahwa di fase inception ketika kita sudah mempelajari bisnis modelingnya dan melihat kondisinya tidak memungkinkan maka tinggal di cut saja, sehingga kedepannya tidak perlu melanjutkan proyek tersebut, tetapi jika sudah ok dan bisnis plan dan sejenisnya keluar, maka payment sudah harus dimulai disana.

RUP sendiri menggunakan 5W+1H untuk melakukan penentuan sebuah goal dari sistem yang akan dibuat. RUP ini sendiri menggunakan UML untuk menjabarkan design dari sebuah sistem, dan salah satunya menggunakan USE Case diagram. Berdasarkan pada Bapak Eric, Usecase diagram ini memiliki posisi yang sama dengan DFD, hanya saja aturan yang digunakan berbeda. Dalam perkembangan yang ada banyak penemu yang mempengaruhi pembentukan bahasa UML, tetapi dalam penjabaran sistem yang kompleks UML ini cukup membantu, dengan adanya perbedaan diagram yang kita tunjukan kepada user, dan yang kita gunakan pada sistem, seperti pada diagram dibawah ini.

Picture1

Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa interaksi antar sistem yang mudah dipahami untuk pada domain expert didefinisikan dengan use case diagram. Sedangkan yang lain akan digunakan saja untuk tim internal. Lalu di kompile menjadi sebuah program jadi yang siap di ekeskusi, maka disebut dengan Executable..

Sebenarnya yang menjadi kelebihan dari penggunaan ADBO ini, setiap modul bisa dipisah menjadi bagian-bagian kecil yang bisa diberikan untuk demo kepada client agar bisa langsung di tes per module, baru saat melakukan deployment, kita baru memberikan program secara full dan sudah di pack menjadi sebuah installer yang siap untuk melakukan eksekusi. Sejenis itu.

Sekian catatan saya mengenai minggu 2 ini, mungkin sedikit kurang lengkap, karena jujur masih diatas angan-angan, ketika tidak melihat implementasinya langsung, saya mudah bingung, semoga seiring waktu bisa mengerti.


Comments

Leave a Reply. I will come back and maybe we can have some conversation 🙂

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.